Asslamuallaikum Wr. Wb.
Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional ini disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, pada tahun 2015 melalui keppres Nomor 22 tahun 2015.
Imam al-Ghazali, ulama muslim yang bergelar Hujjatul Islam, pernah berkata, “Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah,” perkataan tersebut memang singkat, tapi memiliki makna yang begitu dalam. Melalui perkataan itu, Imam Ghazali mencoba menyiarkan kepada semua orang bahwa sudah sepatutnya bagi seseorang untuk dapat memberikan sumbangsih bagi sesama manusia selama kita hidup di dunia. Jika diperhatikan, ucapan tersebut juga bermakna sindiran. Dengan kata-kata itu, Imam Ghazali seakan-akan ingin menyadarkan kepada setiap orang bahwa hidup di dunia ini tidak akan ada artinya bila kita tidak meninggalkan apa-apa untuk para generasi penerus sepeninggal kita. Dengan sindiran itu, Beliau ingin mengajak semua orang untuk berjuang mewujudkan sebuah warisan yang dapat dinikmati para generasi penerus meski kita bukanlah keturunan raja atau ulama. Beliau memberikan sebuah solusi atau jalan yang dapat ditempuh jika kita ingin mewariskan sesuatu, tapi tidak memiliki kekayaan yang banyak. Jalan tersebut adalah dengan menulis.
mengapa harus Membaca ??
Membaca adalah salah satu usaha untuk menambah wawasan dan pengetahuan seseorang tentang hal-hal di luar sana yang belum pernah ditemukan di lingkungan tempat seseorang tersebut tinggal. Dengan membaca sebuah karya, kita bisa membaca pemikiran orang lain yang kita anggap luar biasa. Orang-orang yang berpengaruh dalam bidangnya pasti di kelilingi oleh bacaan-bacaan yang tak terhitung jumlahnya. Dari sebuah bacaan kita bisa belajar bagaimana pola pikir orang-orang yang berada jauh dari jangkauan kita. Dari bacaan pulalah kita bisa mempelajari peradaban negara-negara maju di dunia. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya sebuah bangsa yang tidak menumbuhkembangkan bacaan sebagai salah satu poros kegiatan yang inti. Tanpa aktivitas membaca, mustahil sebuah bangsa bisa mendapat predikat sebagai negara maju di dunia.
Santri dan Pesantren ?
Santri adalah istilah lain dari siswa ataun pelajar. Dinamika kehidupan pesantren yang bersistem asrama, yang hidup di bawah naungan kyai selama dua puluh empat jam sehari seharusnya memberikan keunggulan yang lebih bagi pihak pesantren. peran santri dan pesantren untuk bangsa ini begitu signifikan. Entah sudah berapa banyak alumni pesantren yang turut serta dalam membangun dan memperjuangkan bangsa ini. Peran tersebut akan lebih sempurna jika para santri yang saat ini sedang belajar di pesantren-pesantren yang tersebar di berbagai pelosok negeri dikenalkan dan didekatkan dengan bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan milik pesantren. Jika gerakan literasi digalakkan secara masif di pesantren, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin negeri ini akan menjadi lebih baik.
Dalam kaitannya dengan gerakan literasi, santri sebenarnya sudah akrab dengan hal tersebut, utamanya dalam kaitannya dengan mempelajari kitab-kitab kuning karangan para syaikh dan para ulama. Beragam kitab dipelajari, mulai ilmu tauhid, tasawuf, fiqih, ilmu nahwu-sharaf, ilmu aturan membaca Alquran, dan sebagainya. para santri disamping membaca dan memahami kitab, juga dilatih untuk pandai menulis, baik menulis materi, bahan ajar, dan menulis sastra seperti sajak sebagai media untuk menyebarkan ilmu agama, pesan moral, dan pesan kemanusiaan. engan menulis, sebuah ilmu menjadi abadi, dapat dipelajari sepanjang hayat. Ali bin Abi Thalib berpesan “ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa meninggal dan warisannya berupa tinta dan pena (yang dituliskan dalam buku) akan masuk surga. Dan seorang penyair Arab pernah berkata “Mereka meninggal dan tersisalah apa-apa yang mereka perbuat dana seakkan-akan peninggalan abadi mereka hanyalah apa yang mereka tulis dengan pena.”(Al-Jahidz). Maka jadilah santri pembaca, santri penulis, santri literat, santri yang akan mencerahkan umat.
“Bersama Santri Damailah Negeri”
Damai Itu Inda Dibumi NKRI”
Wassalamuallaikum, Wr. Wb.
#santriliterasi
#tetapberbagi
#tetapmandiri